Mata Kuliah : Dasar-Dasar Agronomi
Semester : 3 (Ganjil)
Jurusan : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Etiolasi adalah pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari. Kloroplas yang tidak terkena matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak menyebabkan tumbuhan menguning. Pada hal ini hormon auksin bekerja dengan baik karena tumbuhan tidak terkena cahaya.
Pada tubuh tanaman terdapat suatu hormon yang berperan penting bagi pertumbuhan tanaman tersebut yang dikenal dengan nama auksin. Hormon auksin umumnya ditemukan pada ujung batang, akar, serta pembentukan bunga. Hormon auksin melakukan difusi ke berbagai sel pada tanaman yang untuk selanjutnya akan disalurkan dari ujung atas tanaman ke bagian bawah tanaman melalui jaringan pembuluh. Kaitan hormon ini dengan pertumbuhan tanaman adalah auksin bertindak sebagai pengatur terjadinya pembesaran sel serta sebagai pemicu terjadinya pemanjangan sel di bagian belakang jaringan meristem ujung. Fungsi hormon auksin adalah untuk membantu mempercepat proses pertumbuhan tanaman, baik itu pertumbuhan akar maupun batang tanaman. Selain itu, hormon auksin juga membantu mempercepat proses perkecambahan, proses pembelahan sel, pemasakan buah, serta membantu mengurangi jumlah biji dalam buah.
Akan tetapi, hormon auksin memiliki sifat yang peka terhadap cahaya. Artinya, ketika terkena paparan cahaya (sinar matahari), kinerja hormon ini bisa mengalami hambatan, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Sedangkan ketika tidak ada sinar matahari (cahaya) hormon auksin akan bekerja dengan aktif, di mana hormon tersebut akan merangsang pompa proton yang terdapat pada dinding sel guna meningkatkan keasaman dinding sel serta mengaktifkan enzim ekspansin, yaitu enzim yang memecah ikatan kimia di dinding sel, sehingga dinding sel melemah dan sel mampu berkembang menjadi lebih besar. Jadi dengan demikian bisa diketahui bahwa hormon auksin merupakan pengendali dari proses terjadinya etiolasi.
Di dalam proses pertumbuhannya, tanaman cenderung tumbuh mengikuti arah sinar matahari atau sumber cahaya. Itu artinya keberadaan sinar matahari sangat berpengaruh terhadap terjadinya proses ini. Ketika sebuah tanaman ditempatkan di tempat yang di dalamnya tidak terdapat cahaya matahari, hormon auksin yang ada dalam dirinya bisa lebih aktif dalam proses pertumbuhannya, sehingga tanaman tersebut tumbuh secara abnormal (terus memanjang) hingga ujung tanaman tersebut akhirnya dapat memperoleh cahaya yang cukup guna menghambat produksi auksin dalam dirinya. Akan tetapi dalam kebanyakan kasus, pertumbuhan tanaman yang terlalu cepat tersebut tidak diimbangi oleh pertumbuhan klorofil (zat hijau daun) sehingga akibatnya bisa menyebabkan tanaman tersebut memiliki warna hijau pucat.
Penelitian tentang itiolasi pada tumbuhan, penulis lebih memilih untuk meneliti lebih jauh permasalahan itiolasi tersebut dengan menggunakan tanaman kacang ijo. Hal ini penulis merasa mempermudah memperoleh bibit-bibit kacang ijo untuk melakukan sebuah penelitian.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang tertuang dalam latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dari makalah ini sebagai berikut:
a. Bagaimana pengamatan pertumbuhan kacang ijo pada ruang tertutup dan terbuka?
b. Bagaimana proses pertumbuhan kacang ijo pada ruang tertutup dan terbuka?
1.3. Tujuan
Berdasarkan uraian dari rumusan masalah di atas, maka penulis ingin merumuskan masalah kembali tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
a. Untuk mengamati pertumbuhan kacang ijo pada ruang tertutup dan terbuka.
b. Untuk mengetahui proses pertumbuhan kacang ijo pada ruang tertutup dan terbuka.
BAB II
HASIL PENGAMATAN
2.1 Alat dan Bahan
Dalam melakukan suatu penelitian maupun pengamatan untuk mengetahui objek yang di teliti tentu memerlukan alat dan bahan sebagai pendukung. Berikut ini alat dan bahan yang di gunakan dalam melakukan pengamatan tentang pertumbuhan kacang hijau pada areal tertutup dan terbuka sebagai berikut:
a. Mistar/alat pengukur, alat ini di gunakan untuk meneliti perbedaan ketinggian tanaman kacang ijo pada ruang tertutup dan terbuka setelah mengalami pertumbuhan.
b. Botol Aqua, di gunakan sebagai wadah tanam tanaman kacang ijo.
c. Air, sebagai salah satu bahan untun membantu kesuburan kacang ijo setelah melakukanproses tanam.
d. Bibit kacang Ijo, sebagai bahan pokok dalam penelitian ini.
e. Camera, di gunakan sebagai bukti dokumentasi penelitian.
2.2 Proses Penanaman
Kacang hijau adalah tumbuhan menjalar dan merupakan tumbuhan yang berkeping dua (dikotil), dengan tipe perkecambahan dri tman kcang hijau ini yaitu secara epigel atau kotiledon dan plumula yang terangkat di atas tanah.
Sejatinya ketika kitamelukan suatu kegiatan tanam-menanam suatu tumbuhan tentu melalui langkah-langkah. Hal demikian peneliti telah melakukan kegiatan ini sejak pada tanggal 30 septmber 2016 sebagai proses penanaman kacang hijau melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Peneliti menyiapkan dua buah wadah plastik dalam hal ini bekas botol aQua, kemudian dipotong bagian atasnya, setelah itu bagian bawah botol dengan ukuran masing-masing 10 cm lalu di isi dengan tanah dan di pergunakan sebagai wadah tanam tanaman kacang ijo.
b. Kedua wadah/pot tersebut di tanami dengan biji kacang hijau. Setelah itu di siram lalu letakan pada masing-masing ruang yang berbeda. Ruang yang satu di letakkan di tempat gelap yang tidak mendapat sinar matahari secara langsung, sedangkan yang satunya di tempatkan pada ruang terbuka yang mendapatkan sinar matahari secara langsung.
2.2 Proses Pertumbuhan
Dari hasil pengamatan selama satu minggu sejak tanggal 6 oktober 2016 pertumbuhan kacang hijau yang tumbuh di ruang tertutup mengalami perpanjangan sel atau etiolasi dengan tinggi batang 20 cm, lebar daun 0.7 cm, jumlah daun 2 helai, dan lebar batang 0.1 cm. Sedangkan proses pertumbuhan di ruang terbuka selma satu minggu memiliki ketinggian 3 cm , jumlah daun 2 helai, lebar daun 1 cm , dan lebar batang 0.2 cm. Setelah 11 hari penanaman atau pada tanggal 10 oktober tinggi tanaman kacang ijo pada tempat gelapmengalami perubahan dengan ketinggian 34 cm, lebar batang 0.2 cm, dan jumlah dan masih tetap atau 2 halai. Kemudian Setelah 11 hari tinggi tanaman d tempat terang mencapai 6 cm, dengan lebar daun 1.5 cm, dan panjang daun 3,5 cm. Sebagaimana dapat di lihat pada gambar di bawah ini:
Pertumbuhan kacang Ijo pada ruang terbuka
Pertumbuhan Kacang Ijo Pada Ruang Terbuka
Dari gambar di atas, pada ruang tertutup pertumbuhan kacang hijau mengalami etiolasi atau pemanjangan sel, disebabkan karna tidak adanya cahaya matahari yang menyinari tanaman, sehingga tanaman tersebut tidak memiliki pigmen hijau daun/klorofil, batang tanaman tidak berdiri kokoh atau merunduk, daun kecil, batangnya kecil, terlihat seperti layu, pertumbuhanya tidak normal. Di bandingkan dengan kacang hijau yang di tanam diruang terbuka mendapatkan sinar matahari secara langsung yang cenderung pertumbuhanya normal, krna tidak mengalami perpanjangan sel, memiliki pigmen hijau, batang yang kokoh, jumlah daun yang banyak, dan mampu membuat makanan sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan tentang pengamatan yang di lakukan penulis selama satu minggu lebih tersebut, maka penulis menari sebuah kesimpulan sebagai berikut:
a. Pada ruang tertutup pertumbuhan kacang hijau mengalami etiolasi atau pemanjangan sel, disebabkan karna tidak adanya cahaya matahari yang menyinari tanaman, sehingga tanaman tersebut tidak memiliki pigmen hijau daun/klorofil, batang tanaman tidak berdiri kokoh atau merunduk, daun kecil, batangnya kecil, terlihat seperti layu, pertumbuhanya tidak normal.
b. Kacang hijau yang di tanam diruang terbuka mendapatkan sinar matahari secara langsung yang cenderung pertumbuhanya normal, krna tidak mengalami perpanjangan sel, memiliki pigmen hijau, batang yang kokoh, jumlah daun yang banyak, dan mampu membuat makanan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar